• SMK NEGERI 2 WAJO
  • Skandawa CEKATAN ( CErdas, KreAtif, TerAmpil, berbudayA dan berdaya saiNg)

Meningkatkan Disiplin Positif Siswa SMKN 2 Wajo melalui Praktik Segitiga Restitusi

 

Disiplin positif adalah pendekatan pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan tanggung jawab, rasa hormat, dan kesadaran diri pada siswa, bukan melalui hukuman, melainkan dengan pembelajaran yang melibatkan refleksi atas perilaku. Salah satu metode yang efektif dalam penerapan disiplin positif adalah Segitiga Restitusi. Di SMKN 2 Wajo, praktik segitiga restitusi telah menjadi salah satu upaya strategis untuk membantu siswa memahami, memperbaiki, dan mencegah pelanggaran disiplin sambil mendorong perkembangan karakter yang lebih kuat.

Apa Itu Segitiga Restitusi?

Segitiga restitusi adalah pendekatan yang dirancang oleh Diane Gossen untuk membantu siswa memulihkan hubungan setelah melakukan kesalahan dan menyadari pilihan yang lebih baik di masa depan. Metode ini tidak menekankan pada hukuman, tetapi pada pemberdayaan siswa untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka melalui tiga tahapan utama:

  1. Menstabilkan Identitas: Pada tahap ini, siswa diajak untuk memahami bahwa meskipun mereka telah melakukan kesalahan, identitas mereka sebagai manusia yang baik tidak berubah. Tujuannya adalah menstabilkan perasaan siswa agar tidak merasa bahwa kesalahan tersebut mendefinisikan siapa mereka. Dengan begitu, mereka lebih terbuka untuk memperbaiki tindakan.

  2. Validasi Tindakan yang Salah: Setelah siswa memahami bahwa kesalahan tidak mengubah identitas mereka, tahap berikutnya adalah mengajak siswa untuk melihat bagaimana tindakan mereka berdampak pada orang lain. Guru akan membantu siswa memahami bahwa perilaku mereka yang salah perlu diperbaiki, tetapi dengan pendekatan yang tidak menghakimi.

  3. Mengajukan Solusi dan Rencana Perbaikan: Pada tahap ini, siswa diberi kesempatan untuk menentukan cara memperbaiki kesalahan mereka. Mereka diajak untuk merencanakan tindakan positif yang bisa dilakukan sebagai bentuk pemulihan. Ini membangun rasa tanggung jawab sekaligus memberdayakan siswa untuk menjadi bagian dari solusi, bukan hanya menerima hukuman.

Manfaat Segitiga Restitusi untuk Disiplin Siswa di SMKN 2 Wajo

  1. Meningkatkan Kesadaran Diri dan Tanggung Jawab
    Segitiga restitusi mengajarkan siswa untuk mengevaluasi tindakan mereka secara mandiri. Mereka tidak hanya mengakui kesalahan tetapi juga mencari solusi perbaikan, yang memperkuat tanggung jawab pribadi.

  2. Memperbaiki Hubungan Sosial di Sekolah
    Dengan pendekatan yang mengedepankan dialog dan refleksi, segitiga restitusi memperbaiki hubungan yang mungkin rusak akibat tindakan salah. Siswa diajarkan untuk meminta maaf dengan tulus dan memperbaiki perilaku mereka, sehingga tercipta lingkungan yang lebih harmonis di sekolah.

  3. Mencegah Pelanggaran Disiplin Berulang
    Karena siswa dilibatkan secara aktif dalam menemukan solusi, metode ini lebih efektif dalam mencegah kesalahan yang sama terjadi lagi. Mereka tidak hanya memperbaiki tindakan tetapi juga memahami alasan di balik perilaku yang tidak tepat.

  4. Menumbuhkan Rasa Hormat dan Empati
    Segitiga restitusi membantu siswa memahami dampak dari tindakan mereka terhadap orang lain. Dengan cara ini, siswa belajar untuk lebih menghargai perasaan orang lain, serta menumbuhkan empati dan rasa hormat, baik kepada guru maupun teman sebaya.

  5. Membangun Karakter Positif
    Restitusi berfokus pada pengembangan karakter, tidak hanya perilaku. Siswa dilatih untuk menjadi pribadi yang jujur, tangguh, dan memiliki integritas melalui proses refleksi yang mendalam. Mereka tumbuh dengan memahami bahwa disiplin bukan sekadar kepatuhan pada aturan, melainkan sebuah cara untuk menjadi individu yang lebih baik.

Implementasi di SMKN 2 Wajo

Di SMKN 2 Wajo, praktik segitiga restitusi telah diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran dan pengembangan disiplin. Setiap pelanggaran disiplin tidak dihadapi dengan hukuman langsung, melainkan dengan dialog konstruktif antara guru dan siswa. Guru memberikan ruang bagi siswa untuk mengekspresikan perasaan mereka, memahami kesalahan yang telah dibuat, dan merencanakan perbaikan.

Salah satu contoh penerapan adalah ketika seorang siswa terlambat datang ke kelas. Alih-alih mendapatkan hukuman seperti teguran keras atau sanksi fisik, siswa tersebut diajak berdialog untuk memahami mengapa mereka terlambat, bagaimana itu mempengaruhi proses pembelajaran, dan bersama-sama dengan guru, mereka merancang solusi seperti mengatur alarm lebih awal atau meminta dukungan orang tua untuk disiplin waktu.

Kesimpulan

Praktik segitiga restitusi memberikan pendekatan yang lebih manusiawi dan efektif dalam mengelola disiplin siswa di SMKN 2 Wajo. Dengan metode ini, siswa diajak untuk tidak hanya memahami konsekuensi dari tindakan mereka, tetapi juga memperbaiki kesalahan dengan cara yang positif dan produktif. Ini membangun karakter yang lebih kuat, kesadaran diri yang lebih tinggi, serta mendorong terciptanya lingkungan sekolah yang lebih harmonis dan penuh empati. Dengan restitusi, disiplin tidak lagi menjadi sekadar aturan yang harus dipatuhi, tetapi sebuah proses pembelajaran yang memperkaya jiwa siswa untuk masa depan yang lebih baik.

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
AI di Sekitar Kita: Contoh Penggunaannya dalam Kehidupan Sehari-hari

Di zaman yang semakin canggih ini, teknologi kecerdasan buatan (AI) sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan kita. Mungkin banyak di antara kita yang tidak menyadari bahwa AI sudah

18/02/2025 20:27 - Oleh JURNALISTIK SKANDAWA - Dilihat 7 kali
Bagaimana AI Bekerja? Penjelasan Sederhana untuk Pemula

Teknologi kecerdasan buatan (AI) kini semakin sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Dari aplikasi di smartphone hingga perangkat rumah pintar, AI sudah menjadi bagian yang tak

18/02/2025 20:23 - Oleh JURNALISTIK SKANDAWA - Dilihat 6 kali
AI di Sekitar Kita: Contoh Penggunaannya dalam Kehidupan Sehari-Hari

Di era digital yang terus berkembang pesat, teknologi kecerdasan buatan (AI) semakin hadir dalam kehidupan sehari-hari kita. Dari mulai aktivitas sehari-hari di rumah, sekolah, hingga d

18/02/2025 20:21 - Oleh JURNALISTIK SKANDAWA - Dilihat 6 kali
Menjadi Generasi Melek Finansial: Dasar-Dasar Manajemen Keuangan untuk Siswa

Di era modern ini, keterampilan mengelola keuangan bukan lagi hal yang bisa diabaikan. Baik bagi siswa, guru, maupun orang tua, menjadi melek finansial adalah kunci untuk menciptakan ma

18/02/2025 19:16 - Oleh JURNALISTIK SKANDAWA - Dilihat 7 kali
Kolaborasi atau Kompetisi? Cara Cerdas Membangun Tim yang Solid

Dalam dunia yang semakin terhubung dan penuh tantangan, baik di dunia sekolah maupun dunia kerja, kita sering dihadapkan pada dua pilihan: kolaborasi atau kompetisi. Mana yang lebih pen

18/02/2025 19:12 - Oleh JURNALISTIK SKANDAWA - Dilihat 9 kali
Jangan Menyerah! Ini Cara Mengatasi Rasa Malas dan Kurang Motivasi

Pernahkah kamu merasa malas atau kehilangan motivasi untuk belajar? Mungkin ada kalanya kamu merasa lelah dan tidak punya semangat untuk melanjutkan tugas-tugas sekolah atau mengejar im

18/02/2025 19:09 - Oleh JURNALISTIK SKANDAWA - Dilihat 6 kali
Mindset Pemenang: Cara Berpikir yang Akan Mengubah Hidupmu

Dalam perjalanan hidup, cara kita berpikir sangat mempengaruhi bagaimana kita menjalani setiap tantangan dan peluang yang ada. Bagi siswa SMK, guru, dan orang tua, memiliki pola pikir y

18/02/2025 19:03 - Oleh JURNALISTIK SKANDAWA - Dilihat 5 kali
Mindset Pemenang: Cara Berpikir yang Akan Mengubah Hidupmu

Dalam perjalanan hidup, cara kita berpikir sangat mempengaruhi bagaimana kita menjalani setiap tantangan dan peluang yang ada. Bagi siswa SMK, guru, dan orang tua, memiliki pola pikir y

18/02/2025 18:59 - Oleh JURNALISTIK SKANDAWA - Dilihat 6 kali
Apa Itu Personal Branding?

Personal branding adalah cara seseorang membangun dan menampilkan citra dirinya di mata orang lain. Ini mencakup bagaimana seseorang berbicara, berperilaku, berinteraksi, serta bagaiman

18/02/2025 18:48 - Oleh JURNALISTIK SKANDAWA - Dilihat 6 kali
Cara Menjadi Pemimpin yang Baik di Usia Muda

Menjadi pemimpin bukan hanya tentang memiliki jabatan atau posisi tinggi, tetapi juga tentang bagaimana seseorang dapat mempengaruhi, menginspirasi, dan membawa perubahan positif bagi o

18/02/2025 18:04 - Oleh JURNALISTIK SKANDAWA - Dilihat 5 kali